Pengertian Kanban dan 6 Aturan Utamanya

Pengertian Kanban dan 6 Aturan Utamanya – Kanban merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang artinya adalah Papan Visual yang pada awalnya dikembangkan sebagai metode untuk memberikan sinyal pada persediaan bahan-bahan produksi di sistem Inventory Just in Time (Sistem Persediaan yang Tepat Waktu). Dengan menerapkan Metode Kanban ini, bahan-bahan produksi dipasok dan tiba pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan  sehingga dapat mengurangi biaya penanganan dan penyimpanan.

Istilah Kanban berasal dari dua kata bahasa Jepang yaitu “Kan” [看] yang artinya adalah “Melihat” atau “Visual” sedangkan kata “Ban” [板] jika diterjemahkan langsung ke bahasa Indonesia menjadi “Papan” atau “Kartu”. Jadi istilah Kanban dapat diterjemahkan menjadi “Papan Visual” atau “Kartu Visual”.

Kanban pada dasarnya adalah suatu metode manajemen untuk memvisualisasikan komunikasi dan pengendalian serangkaian aliran aktivitas di produksi sehingga memungkinkan semua orang untuk melihat aliran aktivitas tersebut dan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan. Metode Kanban ini umumnya diterapkan di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang Manufakturing, namun saat ini juga banyak perusahaan-perusahaan yang non-manufakturing yang menerapkan metode Kanban untuk mengendalikan aliran kerja agar lebih efektif dan efisien.

Langkah-langkah Penerapan Metode Kanban

Terdapat tiga langkah penting dalam menerapkan Metode Kanban, Ketiga langkah penting tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Visualisasi Alur Kerja

Suatu Pekerjaan akan dapat lebih mudah dipantau dan diawasi jika dibagi menjadi beberapa bagian/sub-bagian ataupun segmen. Bagian atau Segmen dari pekerjaan tersebut kemudian disusun menjadi suatu Alur kerja dan ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun daftar kerja yang dapat dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Demikian juga dengan daftar bahan-bahan produksi agar dapat dilihat dan diketahui oleh semua stakeholder.

Visualisasi tersebut dapat menggunakan cara yang paling sederhana yaitu dengan menempelkan kertas Post it ataupun Kartu Informasi yang ditempelkan di Papan ataupun dengan menggunakan Software khusus untuk Kanban.

2. Membatasi WIP (Work In-Progress)

Menetapkan dengan tegas batas pekerjaan/tugas ataupun jumlah unit produk yang masih dalam proses (Work In-Progress). Pekerjaan atau tugas yang telah disusun dalam Alur Kerja harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan sehingga pekerjaan yang tertunda ataupun “masih dalam proses pengerjaan” dapat dikendalikan seminimal mungkin.

Sedangkan untuk Produk yang dalam proses produksi, dengan adanya pembatasan WIP ini, Persediaan (Inventory) yang diperlukan akan menjadi seminimal mungkin.

3. Mengukur Lead Time yang diperlukan

Lead Time adalah siklus waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk (atau suatu pekerjaan/tugas) dari awal hingga menjadi produk jadi (selesai). Pada Kanban ini, diperlukan pengukuran dan penentuan Lead Time untuk mengoptimasikan proses pekerjaan sehingga dapat diprediksi seakurat mungkin dan waktu yang diperlukan pun sesingkat mungkin.

Enam Aturan Utama dalam Menerapkan Kanban

Terdapat enam aturan utama yang wajib diikuti dalam menerapkan Kanban :

  1. Hanya mengambil barang yang dibutuhkan saja sesuai dengan ketentuan Kanban (Take only what is needed)
  2. Hanya memproduksi jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan sesuai dengan ketentuan Kanban (Produce the exact Quantity required)
  3. Tidak ada Item yang dipindahkan atau digunakan tanpa Kanban
  4. Tidak boleh mengirimkan produk yang cacat ataupun jumlah yang tidak sesuai ke proses selanjutnya (Never pass on defective products)
  5. Kanban harus diterapkan secara konsisten pada semua Item.
  6. Jumlah Kanban dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan aktivitas produksi itu sendiri.

Contoh Kanban  

Berikut ini adalah contoh Kanban :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*