Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost) dan Contohnya

Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost) dan Contohnya – Dalam setiap proses produksi, produsen atau perusahaan penghasil suatu produk/barang pasti akan mengeluarkan berbagai biaya. Dalam manajemen keuangan, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh produsen tersebut biasanya dibagi menjadi dua kategori utama yaitu Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variabel Cost). Di artikel sebelumnya, kita telah membahas apa yang dimaksud dengan Biaya Tetap atau Fixed Cost (baca : Pengertian Biaya Tetap dan Contohnya). Maka di artikel ini kita akan membahas mengenai Biaya Variabel atau Variable Cost.

Biaya variabel adalah biaya produksi atau pengeluaran yang berubah secara proporsional dengan jumlah barang yang diproduksi. Dengan kata lain, biaya variabel akan meningkat dengan jumlah yang sama dengan barang yang diproduksinya. Jika jumlah unit barang yang diproduksi meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat sebesar perubahan jumlah unit dikalikan dengan biaya variabel per satuannya.

Biaya Variabel atau variabel cost ini merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan total biaya dan mencari titik impas produksi atau Breakeven Point. Biaya Variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marjinal (Marginal Cost) dari semua unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Selain itu, semua Biaya Variabel adalah biaya langsung yaitu biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu. Biaya variabel kadang-kadang disebut juga sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena biaya-biaya variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Contoh Biaya Variabel (Variabel Cost)

Untuk lebih jelas mengenai Biaya Variabel, kita mengambil contoh produksi ponsel pintar. Setiap Ponsel Pintar atau Smartphone yang diproduksi harus memiliki 1 unit LCD (layar ponsel) seharga Rp. 800.000,-. Ini berarti bahwa setiap 1 unti Ponsel Pintar yang diproduksi, biaya variabel akan naik Rp. 800.000,-. Jika 100 unit ponsel pintar yang diproduksi, biaya variabel LCD akan menjadi Rp. 80.000.000,- (100 x Rp. 800.000,-). Jika 1000 unit ponsel pintar yang diproduksi maka biaya variabel LCD akan meningkat menjadi Rp. 800.000.000,-. Namun sebaliknya, jika hanya 10 unit ponsel pintar yang berhasil diproduksi, maka biaya variabel LCD akan menjadi Rp. 8.000.000,- saja.

Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa semakin banyak unit ponsel pintar yang diproduksi semakin tinggi pula biaya variabelnya. Sebaliknya, apabila hanya sedikit saja unit ponsel pintar yang diproduksi semakin rendah pula biaya variabel. Ini berarti bahwa biaya variabel dapat dikurangi hingga 0 atau sepenuhnya jika produksi terhenti (tidak menghasil produk sama sekali). Hal ini sangat berbeda dengan biaya tetap atau fixed cost yang masih tetap ada atau tetap sama bahkan pada tingkat produksi “0” (nol).

Untuk mencari total biaya variabel, kita dapat menggunakan persamaan atau rumus dibawah ini :

Total Biaya Variabel = Total Jumlah Output x Biaya Variabel per unit

Contoh kasus

Untuk memproduksi sehelai baju batik, diperlukan kain batik, benang dan kancing dengan masing-masing harga Rp. 100 ribu, Rp. 10 ribu dan Rp. 5 ribu. Apabila dijumlahkan, maka untuk produksi 1 helai baju batik, diperlukan biaya variabel sebesar Rp. 115 ribu. Sebulan, perusahaan dapat memproduksi sebanyak 1000 helai baju batik. Berapakah Total Biaya Variabel baju batik tersebut?

Penyelesaian :

Total Biaya Variabel = Total Jumlah Output x Biaya Variabel per unit
Total Biaya Variabel = 1.000 x 115.000
Total Biaya Variabel = 115.000.000

Jadi total biaya variabel adalah sebesar Rp. 115.000.000,-.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*