Pengertian Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) dan Rumusnya

Pengertian Rasio Perputaran Persediaan

Pengertian Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) dan Rumusnya – Rasio Perputaran Persediaan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Inventory Turnover Ratio adalah jenis rasio efisiensi yang menunjukan seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode. Rasio Perputaran Persediaan ini mengukur rata-rata persediaan “diputar” atau “dijual” selama suatu periode. Dengan kata lain, Inventory Turnover Ratio mengukur berapa kali perusahaan menjual total persediaan rata-rata sepanjang tahun yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang baik untuk menilai kualitas persediaan dan praktek pembelian yang efektif dalam manajemen persediaan (Inventory Management).
Baca juga : Pengertian Manajemen Persediaan (Inventory Management).

Terdapat dua komponen utama dalam Inventory Turnover Ratio ini, yang pertama adalah pembelian barang (stock purchasing) untuk persediaan dan yang kedua adalah Penjualan (sales). Jika jumlah barang yang dibelinya banyak sehingga menyebabkan jumlah persediaannya besar maka perusahaan harus berusaha untuk menjualnya dalam jumlah yang besar juga untuk meningkatkan kinerja perputaran persediaannya (Inventory Turnover). Jika tidak, maka akan timbul biaya-biaya penyimpanan persediaan dan biaya-biaya penanganan persediaan lainnya. Penjualan harus sesuai dengan pembelian  barang/persediaan agar persediaannya dapat berputar secara efektif. Itulah sebabnya mengapa departemen pembelian (Purchasing) harus selaras dengan departemen penjualan (Sales).

Rumus Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Rasio Perputaran Persediaan ini dihitung dengan membagi harga pokok penjualan (HPP) untuk suatu periode dengan rata-rata persediaan untuk periode tersebut. Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio.

Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan / Rata-rata Persediaan

Sebagai catatan, penggunaan rata-rata persediaan dalam rumus ini adalah sebagai pengganti persediaan akhir yang sangat berfluktuasi pada sepanjang tahunnya.  Contohnya, perusahaan mungkin akan membeli barang dagangan dalam jumlah yang sangat besar pada awal tahun (misalnya Januari) dan menjualnya pada bulan-bulan selanjutnya sehingga persediaan pada akhir tahun (misalnya Desember) akan menjadi sangat sedikit. Kondisi tersebut tidak akurat untuk mencerminkan persediaan aktual perusahaan sepanjang tahun. Rata-rata Persediaan atau Average Inventory dihitung dengan cara menambahkan persediaan awal dan persediaan akhir dan kemudian membaginya dengan dua.

Rata-rata Persediaan =  (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2

Sehingga Rumus Rasio Perputaran Persediaan juga dapat ditulis seperti berikut ini :

Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)

 

Contoh kasus

Sebuah toko yang menjual Ponsel melaporkan biaya pokok penjualan pada laporan laba/ruginya sebesar Rp. 500 juta. Persediaan awal toko ini adalah sebesar Rp. 800 juta sedangkan persediaan akhirnya adalah sebesar Rp. 700 juta. Berapakah Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio Toko Ponsel tersebut?

Penyelesaiannya

Diketahui :

Penjualan : Rp. 500.000.000,-
Persediaan Awal = Rp. 800.000.000,-
Persediaan Akhir = Rp. 700.000.000,-

Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) = ?

Jawaban :

Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)
Rasio Perputaran Persediaan = Rp. 500.000.000 / ((Rp. 800.000.000 + Rp. 700.000.000)/2)
Rasio Perputaran Persediaan = 0,6 kali

Jadi Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio Toko Ponsel ini adalah sebesar 0,6 kali.

Penilaian Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Perputaran Persediaan adalah ukuran seberapa efisien sebuah perusahaan dapat mengendalikan barang dagangan atau persediaannya. Semakin tinggi rasio perputarannya semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengendalikan persediaannya. Rasio perputaran yang tinggi menandakan perusahaan yang bersangkutan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak untuk membeli barang dagangannya dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan pada sumber daya perusahaanya apabila persediaan tersebut tidak terjual sesuai dengan harapan. Inventory Turnover Ratio yang tinggi juga menunjukan bahwa perusahaan dapat secara efektif menjual persediaan yang dibelinya.

Bagi Investor, Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur likuidasi pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan Persediaan merupakan salah satu aset atau aktiva tersebut perusahaan terutama pada perusahaan retail. Pengukuran rasio ini menunjukan seberapa mudah perusahaan mengubah persediaanya menjadi uang tunai. Sedangkan bagi Kreditur, Persediaan juga sering dijadikan sebagai jaminan pinjaman. Kreditur atau Bank menggunakan Inventory Turnover Ratio ini untuk mengetahui seberapa mudahnya persediaan tersebut dapat dijual sehingga dapat dikonversi menjadi uang tunai.

Perlu diketahui bahwa setiap jenis industri memiliki Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover yang berbeda. Sebagai contoh, Perputaran Persediaan bagi perusahaan yang menjual beras atau perusahaan yang menjual sembako akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perputaran persediaan perusahaan yang menjual mobil mewah. Jadi, jika kita ingin membandingkannya, bandingkanlah dengan perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sejenis.
Baca juga : Pengertian Rasio Aktivitas (Rasio Efisiensi) dan Jenis-jenisnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*