Pengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara Membuatnya

Pengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara Membuatnya – Scatter Diagram atau Diagram Tebar adalah salah satu alat dari QC Seven Tools (7 alat pengendalian Kualitas) yang berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 (dua) variabel serta menentukan jenis hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut apakah hubungan Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (point)dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y).

Scatter Diagram sering disebut juga dengan Scatter Chart, Scatter plot, Scattergram dan Scatter graph. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, Diagram Scatter ini sering disebut juga dengan Diagram Tebar atau Diagram Pencar.

Contoh kasus untuk pengujian kekuatan hubungan antara 2 variabel antara lain :

  1. Hubungan antara kecepatan Mesin dengan Kualitas Produk.
  2. Hubungan antara Jumlah Tenaga Kerja dengan Output yang dihasilkan.
  3. Hubungan antara Jumlah Jam kerusakan mesin dengan tingkat kecacatan yang terjadi.
  4. Hubungan antara Total Jam Lembur dengan tingkat absensi Tenaga Kerja.
  5. Hubungan antara Absensi dengan tingkat kerusakan produk.

 

Langkah-Langkah Membuat Scatter Diagram (Diagram Tebar)

Berikut ini merupakan Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat Scatter Diagram (Diagram Pencar) :

1. Pengumpulan data

Lakukan pengumpulan sepasang data X dan Y yang akan dipelajari hubungannya kemudian masukkanlah data tersebut ke dalam sebuah Tabel. Usahakan pengumpulan pasangan data melebihi 30 pasangan data (n > 30) agar tingkat ke-akurasi-annya lebih tinggi.

2. Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal

Tentukanlah nilai Maksimum dan nilai Minimum dari kedua data variabel X dan Y tersebut kemudian buatlah sumbu Vertikal dan sumbu Horizontal beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan Nilai Minimum yang didapat.

3. Penebaran (Plotting) data

Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah dibuat pada langkah ke-2 (langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu horizontal).

4. Pemberian Informasi

Berikanlah informasi  yang secukupnya untuk Scatter Diagram tersebut seperti :

  1. Judul Grafik
  2. Banyaknya pasangan data
  3. Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal
  4. Interval Waktu
  5. Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut.

 

Contoh Kasus Pembuatan Scatter Diagram

Agar lebih jelas tentang cara pembuatan dan penerapan Scatter Diagram, berikut ini merupakan contoh Kasusnya :

Perusahaan A yang mempunyai Tenaga Kerja sebanyak 300 orang dan bergerak di bidang industri perakitan elektronik sedang menghadapi permasalahan atas tingginya tingkat kerusakan dalam produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja) yang tinggi di dalam produksinya. Berikut ini adalah Tabel tentang jumlah absensi tenaga kerja dengan tingkat kerusakan.

Berdasarkan Contoh kasus dan Tabel diatas, maka kita dapat membuat Scatter Diagramnya mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan diatas tadi.

Langkah 1 – Pengumpulan data

Seperti yang telah ditampilkan dalam tabel diatas dengan pasangan data sebanyak 30 data (n = 30)

Langkah 2 – Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal

Sumbu Horizontal : Nilai Maksimum untuk Absensi adalah 6 dan Minimumnya adalah 1
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan Minimumnya adalah 0,7

Catatan :

  • Agar bentuk grafik lebih bagus, kita dapat lebihkan batas skala maksimum dan minimum
  • Jika yang diuji adalah hubungannya dengan kualitas, maka tingkat kerusakan lebih baik diletakkan pada sumbu Vertikal.

Langkah 3 – Penebaran Data (Data Plotting)

Lakukan Penebaran data sesuai dengan tabel diatas dengan cara menggambarkan titik-titk X dan Y.

Langkah 4 – Pemberian Informasi

Berikanlah informasi dan Judul Scatter Diagram seperti contoh dibawah ini:
Judul Scatter Diagram     : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
Banyak pasangan data     : n = 30
Judul dan unit pengukuran  :
Sumbu Vertikal      = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu : 01 ~ 30 November 2012
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson Kho

 

Cara Membaca Scatter Diagram :

Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari Scatter Diagram diatas dinyatakan memiliki hubungan Positif  (korelasi Positif) yang artinya Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja akan mengakibatkan tingkat kerusakan yang makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi tingkat kerusakan produk, salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat absensi tenaga kerja.

 

POLA SCATTER DIAGRAM

Terdapat 3 pola dalam Scatter Diagram yaitu :

1. POLA POSITIF SCATTER DIAGRAM

Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi positif di antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar dari Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besarnya Variabel Y, sedangkan nilai-nilai kecil variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y.

2. POLA NEGATIF SCATTER DIAGRAM

Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-nilai kecil Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel X.

3. POLA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN (TIDAK BERKORELASI)

Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak memiliki hubungan karena tidak ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.

Berikut ini gambar 3 Jenis pola dalam menilai hubungan atau korelasi antara pasangan data X dan Y :

Bagi teman-teman yang ingin membuat Scatter Diagram di Microsoft Excel, berikut ini adalah video tutorialnya.  Cara membuat Diagram Pencar / Diagram Tebar atau Scatter Plot di Microsoft Excel ini cukup mudah. Silakan dicoba.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*