Teori Kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of Needs)

Teori Kebutuhan McClelland

Teori Kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of Needs) – Teori kebutuhan McClelland adalah salah satu teori motivasi yang menyatakan bahwa perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh tiga kebutuhan yaitu Kebutuhan akan pencapaian atau berprestasi (Achievement), Kebutuhan akan Kekuasaan (Power) dan Kebutuhan akan Afiliasi (Affiliate). Oleh karena itu, Teori Kebutuhan McClelland sering disebut juga sebagai Teori Tiga Kebutuhan atau Three Needs Theory. Teori Kebutuhan McClelland ini dianggap sebagai perpanjangan Hierarki Kebutuhan Maslow.

Three Needs Theory atau Teori Tiga Kebutuhan ini dikemukan oleh seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland pada tahun 1960-an. Menurut McClelland, setiap individu memiliki tiga jenis kebutuhan motivasi ini (Prestasi, Kekuasaan dan Afiliasi) terlepas dari demografi (usia, ras, jenis kelamin, etnis), budaya atau kekayaan mereka. Jenis motivasi ini diperoleh dan dibentuk dari waktu ke waktu melalui pengalaman dalam kehidupan nyata seseorang dan juga pandangan hidupnya.
Baca juga : Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi.

Tiga Kebutuhan menurut Teori Kebutuhan McClelland

Untuk lebih jelas mengenai Tiga Kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland ini, berikut dibawah ini adalah penjelasan singkat mengenai Ketiga Kebutuhan tersebut.

1. Kebutuhan akan Pencapaian (Need for Achievement)

Individu dengan kebutuhan akan pencapaian atau prestasi tinggi ini sangat termotivasi oleh pekerjaan yang menantang dan bersaing. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan dan memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan umpan balik atas pencapaian mereka. Mereka akan berusaha mendapatkan kepuasan dalam melakukan hal-hal dengan lebih baik. Pencapaian atau Prestasi tinggi akan berkaitan langsung dengan kinerja tinggi. Individu yang berkinerja lebih baik dan di atas rata-rata sangat termotivasi. Orang-orang ini dapat memikul tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah di tempat kerja.

McClelland menyebutkan bahwa orang-orang dengan kebutuhan akan prestasi tinggi ini sebagai akan  menetapkan target yang menantang untuk diri sendiri dan mengambil risiko yang disengaja untuk mencapai target yang ditetapkan tersebut. Individu yang memiliki kebutuhan akan pencapaian ini mencari cara yang inovatif dalam melakukan pekerjaan. Mereka menganggap pencapaian tujuan sebagai hadiah dan menghargainya lebih dari sekadar hadiah finansial.

Contoh Kebutuhan akan Pencapaian ini diantaranya seperti seorang pengacara yang memenangkan kasus dan diakui oleh banyak orang ataupun Seorang pelukis yang berhasil melukis sebuah lukisan terkenal.

2. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan dalam diri seseorang untuk memegang kendali dan wewenang atas orang lain dan memengaruhi serta mengubah keputusan sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya sendiri. Individu tersebut akan termotivasi oleh kebutuhan akan reputasi dan harga diri. Individu yang memiliki kekuasaan dan otoritas yang lebih besar akan melakukan lebih baik daripada mereka yang memiliki kekuasaan kecil.

Umumnya, manajer dengan kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi akan menjadi manajer yang lebih efisien dan sukses. Mereka lebih bertekad dan loyal kepada organisasi tempat mereka bekerja. Kebutuhan akan kekuasaan tidak harus selalu dianggap negatif. Ini dapat dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki efek positif pada organisasi dan untuk mendukung organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.

3. Kebutuhan akan Afiliasi (Need For Affiliation)

Kebutuhan untuk berafiliasi adalah dorongan seseorang untuk memiliki hubungan interpersonal dan sosial dengan orang lain atau sekelompok orang tertentu. Mereka berusaha untuk bekerja dalam kelompok dengan menciptakan hubungan yang ramah dan memiliki keinginan yang kuat untuk disukai oleh orang lain. Orang-orang ini cenderung suka berkolaborasi dengan orang lain dalam bersaing dan biasanya akan menghindari situasi yang berisiko tinggi ataupun menghindari situasi yang penuh dengan ketidakpastian.

Individu-individu yang termotivasi oleh kebutuhan akan berafiliasi ini lebih suka menjadi bagian dari suatu kelompok. Mereka suka menghabiskan waktu bersosialisasi dan menjaga hubungan dan memiliki keinginan kuat untuk dicintai dan diterima. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini cenderung mematuhi norma-norma budaya di tempat kerja yang bersangkutan dan biasanya tidak akan mengubah norma-norma di tempat kerja karena takut ditolak oleh orang-orang disekitarnya.

Mereka bukan pencari risiko dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Individu-individu ini bekerja secara efektif dalam peran yang didasarkan pada interaksi sosial, seperti  layanan klien (customer service) dan tugas-tugas yang dapat berinteraksi pelanggan lainnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*