Pengertian Lead Time dan Pengaruh Lead Time Terhadap Keputusan Pemesanan

Pengertian Lead Time

Pengertian Lead Time dan Pengaruhnya Lead Time Terhadap Keputusan Pemesanan– Lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan dari saat pelanggan melakukan pemesanan sampai produk keluar untuk pengiriman, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi bahan untuk produk tersebut atau waktu yang diperlukan untuk menerima bahan. Di sisi pelanggan, Lead Time dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan untuk memproses pesanan hingga menerima pengiriman produk yang dipesan. Misalnya kita melakukan pemesanan hari ini dan menerima kiriman dalam waktu 4 hari kemudian, berarti waktu tunggu atau Lead Time untuk pesanan tersebut adalah 4 hari.

Istilah “Lead time” ini umumnya digunakan di banyak bidang Manufaktur maupun Jasa seperti Manajemen Rantai Pasokan (SCM), Manajemen Proyek, Manajemen Pemasok, Perencanaan Kebutuhan Bahan & Perencanaan Kebutuhan Perusahaan (MRP & ERP), Pengembangan Perangkat Lunak dan bahkan di Manajemen Sumber Daya Manusia.
Baca juga : Pengertian Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management).

Pada dasarnya hampir setiap bisnis memiliki Lead time yang harus diperhatikan. Penafsiran istilah “Lead Time” ini mungkin akan berbeda di setiap bidang tergantung pada sifat operasinya.  Contoh di bidang Manajemen Rantai Pasokan, Lead Time adalah durasi sejak pesanan diterima sampai barang tersebut dikirim ke pelanggan. Sedangkan dalam Pengembangan Produk Baru, Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu produk untuk mencapai pasarnya. Di samping itu, Lead Time dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah waktu yang dibutuhkan untuk perekrutan sumber daya manusia tersebut ke organisasi atau perusahaannya.

Penerjemahan istilah Lead Time ini ke bahasa Indonesia berbeda-beda sesuai dengan bidang operasinya juga, ada yang menyebutnya sebagai “Waktu Tenggang” ada juga yang menyebutnya sebagai “Waktu Tunggu” dan ada juga yang menerjemahkannya menjadi “Waktu Pemesanan Bahan”. Perlu diketahui bahwa Lead Time yang tinggi akan mengakibatkan tingginya persediaan dan juga akan mempengaruhi kepuasan pelanggan/pembeli yang pada akhirnya akan mencari produk alternatif lainnya.

Pengertian Lead Time menurut Para Ahli

Untuk lebih jelas mengenai Lead Time ini, berikut ini adalah beberapa definisi atau Pengertian Lead Time menurut para Ahlinya.

  • Pengertian Lead Time menurut Assauri (2008 : 264), Lead Time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.
  • Pengertian Lead Time menurut Zulfikarijah (2005:96), Lead Time adalah merupakan waktu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan barang sampai diperusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reoder point dan saat penerimaan barang.
  • Pengertian Lead Time menurut Slamet (2015:71), Lead Time adalah jangka waktu yang dibutuhkan sejak mulai dilakukan pemesanan sampai dengan datangnya bahan baku yang sudah dipesan.

Elemen atau Variabel Utama Lead Time

Lead Time pada sebuah perusahaan manufaktur pada dasarnya dibentuk dari beberapa elemen atau variabel, diantaranya adalah :

Lead Time = Preprocessing Time + Processing time + Waiting time + Transportation time + Inspection time + Storage time

  • Waktu pra-proses (Pre-processing Time) : Waktu yang diperlukan untuk menerima Permintaan, memahami permintaan dan membuat pesanan Pembelian.
  • Waktu Proses (Processing Time) : Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau membeli barang.
  • Waktu Tunggu (Waiting Time) : Jumlah waktu yang diperlukan dalam antrian menunggu produksi.
  • Waktu Transportasi (Transportation Time) : Waktu barang dalam perjalanan untuk mencapai pelanggan.
  • Waktu inspeksi (Inspection Time) : Waktu yang diperlukan untuk memeriksa produk jika ada ketidaksesuaian.
  • Waktu penyimpanan (Storage Time) : Waktu barang menunggu di gudang atau pabrik.

Pengaruh Lead Time terhadap Keputusan Pemesanan

Lead Time sangat berpengaruh terhadap keputusan pemesanan bahan dalam setiap proses produksi. Pemesanan bahan yang diperuntukan produksi akan bermasalah apabila tidak memperhitungkan Lead Time. Pemesanan yang tidak sesuai Lead Time akan mengakibatkan tingginya persediaan yang merugikan perusahaan ataupun kekurangan bahan yang dapat digunakan sehingga mengakibatkan berhentinya proses produksi. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan dengan baik agar jumlah pemesanan sesuai dengan Lead Time-nya.

Cara Menghitung ROP (Reorder Point) atau Titik Pemesanan Ulang

Untuk menetapkan jumlah pemesanan bahan yang tepat, kita perlu melakukan perhitungan ROP atau Titik Pemesanan Ulang seperti persamaan atau rumus dibawah ini :

ROP = L x R

atau

Reorder Point = Lead Time x Average Daily Usage Qty

Dimana :

ROP = Reorder Point (Titik Pemesanan Ulang)
L = Lead Time
R = Average Daily Usage Qty (Rata-rata jumlah pemakaian per hari)

Contoh Kasus

LCD yang diperlukan dalam produksi kalkulator membutuhkan Lead Time selama 30 hari, produksi membutuhkan sekitar 1000 unit setiap harinya. Berapakah Jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai Reorder Point atau Titik Pemesanan ulangnya?

Diketahui :

L = 30 hari
R = 1000 unit
ROP = ?

Jawaban :

ROP = L x R
ROP = 30 hari x 1.000 unit
ROP = 30.000 unit

Jadi Titik Pemesanan Ulang atau ROP dari kasus tersebut adalah sebanyak 30.000 unit.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*