Pengertian Line Balancing (Keseimbangan Lini) dan Cara Menggunakannya – Keseimbangan Lini atau lebih dikenal dengan istilah LINE BALANCING adalah strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu dan beban kerja di sejumlah proses yang saling berhubungan dalam suatu lini produksi sehingga tidak terjadi kemacetan proses ataupun kapasitas yang berlebihan. Waktu dan beban kerja di setiap stasiun perakitan harus dikendalikan sesuai dengan waktu siklus yang ditentukan, kemacetan (terlalu lama) proses pada produksi ataupun kapasitas berlebihan (terlalu cepat) pada proses produksi yang saling berhubungan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan manufaktur yang bersangkutan. Kelebihan kapasitas yang menyebabkan menganggurnya mesin maupun tenaga kerja biasanya disebut dengan istilah “idle” dalam produksi.
Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja untuk setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama waktunya untuk dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun kerja yang telah ditentukan. Lini Produksi harus dirancang secara efektif dan tugas-tugas perlu didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja untuk memastikan setiap segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi dalam kerangka waktu dan kapasitas produksi yang tersedia.
Manfaat Line Balancing (Keseimbangan Lini)
Line Balancing merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan produksi. Adapun manfaat dari Line Balancing atau Keseimbangan Lini ini adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan efisiensi proses (improve process efficiency).
- Menghindari waktu pada proses atau stasiun yang menganggur (reduce idle time).
- Mengurangi waktu proses secara keseluruhan (reduce total processing time).
- Meningkatkan rasio pencapaian target produksi (Increase production rate).
- Meningkatkan profit (increase profit)
- Mengurangi pemborosan dan biaya-biaya yang tidak diperlukan (Reduce waste and unnecessary cost).
Cara Penggunaan Line Balancing (Keseimbangan Lini)
Berikut ini adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk menyeimbangkan lini produksi atau Line Balancing ini.
1.Mengetahui Takt Time setiap Stasiun Kerja
Langkah pertama dalam Line Balancing adalah mengetahui Takt Time untuk setiap Stasiun Kerja. Kita perlu mengetahui tingkat permintaan pelanggan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Takt Time adalah :
T = Ta / D
Dimana :
T = Takt Time
Ta = Time Available (Waktu kerja bersih yang tersedia)
D = Demand (Permintaan Pelanggan)
Untuk lebih jelas mengenai Takt Time ini, silakan baca artikel : Pengertian Takt Time dan Cara Menghitungnya.
Contoh Kasus :
Setiap hari produksi diminta untuk menghasilkan 1000 unit produk atas permintaan pelanggan. Waktu kerja lini produksi yang bersangkutan adalah 8 jam perhari atau 28.800 detik perhari.
Jadi, Takt Time untuk menghasilkan satu unit produksi adalah 28.8 detik (28.800detik/1.000unit) untuk satu stasiun kerja.
2. Membuat Rincian Proses
Untuk memastikan keseimbangan, sangat penting untuk memahami hubungan dan urutan antara berbagai tugas dalam suatu proses. Membuat rincian proses mengidentifikasikan hubungan dan urutan diantara proses-proses yang berkaitan.
Contoh :
Berdasarkan contoh kasus diatas, stasiun kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk adalah sebanyak 6 stasiun kerja. Rincian prosesnya adalah sebagai berikut :
3. Memahami Waktu yang dibutuhkan pada setiap Kegiatan Proses
Setelah membuat rincian proses, kita perlu memahami waktu yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja atau kegiatan proses. Setiap rincian proses harus diketahui waktu pengerjaan dan kemudian dijumlahkan menjadi Total Cycle Time atau Total Waktu Siklus pada Stasiun Kerja yang bersangkutan. Kita dapat menyajikannya dalam bentuk grafik agar jelas dan mudah dilihat.
Contoh :
Waktu yang dibutuhkan pada setiap kegiatan proses adalah seperti pada grafik dibawah ini :
Catatan :
CT = Cycle Time (dalam satuan detik)
4. Identifikasikan stasiun kerja yang memiliki selisih
Setelah mengetahui waktu kerja setiap stasiun kerja mana, langkah selanjutnya adalah identifikasikan stasiun kerja mana yang memiliki selisih waktu dengan siklus waktu yang ditetapkan, baik selisih waktu yang lebih tinggi maupun selisih waktu lebih rendah.
Berdasarkan contoh diatas, dapat kita lihat bahwa proses di Operator 1, Operator 3 dan Operator 6 telah melebihi Takt Time yang ditentukan sedangkan Operator 2 dan Operator 5 memiliki kapasitas yang berlebih atau jauh lebih rendah dari Takt Time yang ditentukan. Oleh karena itu, kita, kita perlu melakukan analisis serta tindakan untuk menyeimbangkannya.
5. Analisis dan Lakukan Tindakan Penyeimbangan
Setelah diidentifikasikan stasiun yang memiliki selisih waktu dengan waktu siklus yang ditetapkan, lakukan tindakan penyeimbangan beban kerja sehingga total waktu siklus stasiun kerja yang bersangkutan lebih rendah dari TOTAL SIKLUS WAKTU (Total Cycle Time) Stasiun kerja yang ditentukan.
Catatan :
CT = Cycle Time (dalam satuan
6. Evaluasi dan Pemantauan Hasil
Stasiun-stasiun kerja yang telah diseimbangkan proses dan tugasnya harus dievaluasi dan dipantau hasilnya. Hasilnya dapat disajikan melalui grafik keseimbangan lini seperti pada gambar dibawah ini :
Catatan :
CT = Cycle Time (dalam satuan
Sangat membantu untuk meluruskan kembali pattern industry versus real implementation. Thanks