Pengertian Capital Gain dan Cara Menghitungnya

Pengertian Capital Gain dan Cara Menghitungnya – Dalam dunia investasi, salah satu konsep yang penting untuk dipahami adalah capital gain. Capital gain pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai keuntungan yang diperoleh dari penjualan atau pengalihan aset modal seperti saham, properti atau obligasi. Konsep ini mencerminkan pertumbuhan nilai investasi dari waktu ke waktu dan menjadi faktor penting dalam mengevaluasi hasil investasi. Dengan pemahaman yang baik tentang capital gain, investor dapat mengoptimalkan keputusan investasi mereka dan mengelola risiko secara efektif.

Pengertian Capital Gain

Capital gain atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Keuntungan Modal adalah selisih antara harga jual dan harga beli suatu aset modal. Jika harga jual lebih tinggi daripada harga beli, maka investor akan memperoleh capital gain. Capital gain dapat diperoleh dari berbagai jenis investasi, termasuk investasi saham, properti, obligas ataupun asset-aset lainnya. Capital gain juga dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada jangka waktu kepemilikan aset tersebut sebelum dijual.

Menurut Hartono (2017), Capital gain/loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga investasi periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode yang lalu, maka terjadi capital gain. Sebaliknya jika terjadi kerugian modal.

Baca juga: Pengertian Dividen dan Jenis-jenisnya.

Cara Menghitung Capital Gain

Untuk menghitung capital gain, kita perlu mengetahui harga jual dan harga beli aset yang kita miliki. Berikut adalah rumus dasar untuk menghitung capital gain:

Capital Gain = Harga Jual – Harga Beli

Contoh Kasus Perhitungn Kapital Gain

Sebagai contoh, kita membeli saham seharga Rp10.000 per lembar saham dan kemudian menjualnya seharga Rp15.000 per lembar saham. Jumlah Saham dimiliki adalah sebanyak 100 lembar saham. Jadi, jumlah Capital Gain yang kita dapatkan adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Harga Beli = Rp10.000 per lembar saham
Harga Jual = Rp15.000 per lembar saham
Jumlah Saham = 100 Lembar

Penyelesaian:

Capital Gain = (Harga Jual – Harga Beli) x Jumlah Saham

= (Rp15.000 – Rp10.000) x 100
= Rp5.000 x 100
= Rp500.000

Berdasarkan contoh ini, kita akan memperoleh capital gain sebesar Rp500.000 dari penjualan saham tersebut.

Jenis-jenis Capital Gain

Capital Gain dapat dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan jangka waktunya. Berikut ini adalah dua jenis capital gain yang umum dikenal:

Short-Term Capital Gain (Capital Gain Jangka Pendek)

Short-term Capital Gain atau Capital Gain Jangka Pendek terjadi ketika aset modal dimiliki dalam jangka waktu pendek sebelum dijual. Umumnya, batasan waktu untuk kategori ini adalah satu tahun atau kurang, tetapi hal ini dapat bervariasi tergantung pada aturan yang berlaku di negara masing-masing. Keuntungan short-term capital gain diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli aset yang dijual dalam jangka waktu tersebut. Investor yang melakukan aktivitas trading aktif atau spekulatif seringkali berfokus pada pencapaian short-term capital gain. Mereka mencoba memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan cepat dari penjualan aset yang relatif singkat.

Long-Term Capital Gain (Capital Gain Jangka Panjang)

Long-term Capital Gain atau Capital Gain Jangka Panjang terjadi ketika aset modal dimiliki dalam jangka waktu yang lebih lama sebelum dijual. Umumnya, batasan waktu untuk kategori ini adalah lebih dari satu tahun, tetapi ini juga dapat berbeda-beda tergantung pada hukum perpajakan di negara masing-masing. Keuntungan long-term capital gain dihitung dari selisih antara harga jual dan harga beli aset yang dijual setelah melewati jangka waktu yang ditentukan. Investor jangka panjang cenderung berfokus pada pencapaian long-term capital gain dengan mengadopsi strategi investasi yang lebih sabar dan mempertahankan aset mereka dalam jangka waktu yang lebih lama untuk mendapatkan pertumbuhan nilai yang signifikan.

Penting untuk memahami perbedaan antara short-term capital gain dan long-term capital gain karena mereka dapat memiliki implikasi yang berbeda dalam perencanaan investasi. Jangka waktu kepemilikan aset dapat mempengaruhi tarif pajak, strategi investasi, serta potensi pertumbuhan dan risiko yang terkait.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*