Pengertian Return on Invested Capital (ROIC) dan Cara Menghitungnya

Return on Invested Capital

Pengertian Return on Invested Capital (ROIC) dan Cara Menghitungnya – Return on Invested Capital atau disingkat dengan ROIC adalah rasio profitabilitas yang bertujuan untuk mengukur persentase pengembalian yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikan. ROIC yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi “Pengembalian Modal yang Diinvestasikan” ini pada dasarnya digunakan menghitung seberapa menguntungkan perusahaan menginvestasikan uang yang diterimanya dari pemegang saham.

Manajemen perusahaan maupun Investor menggunakan rumus ROIC ini untuk mengukur seberapa baik pengelolaan perusahaannya dan seberapa efisien modalnya digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaanya. Dengan menggunakan Rasio ROIC ini, Investor maupun manajemen perusahaan dapat menghitung laba atas investasinya dan memahami berapa banyak uang yang akan dihasilkan perusahaan dari setiap Rupiah yang mereka investasikan di Perusahaan.

Cara Menghitung Return on Invested Capital (ROIC)

Berikut ini adalah cara untuk menghitung Return on Invested Capital (ROIC)  atau Rasio Pengembalian Modal yang DIinvestasikan beserta rumus dan contoh kasusnya.

Rumus Return on Invested Capital (ROIC)

Rumus Pengembalian Modal yang Diinvestasikan atau Return on Invested Capital ini dihitung dengan cara mengurangkan dividen yang dibayarkan selama tahun berjalan dari laba bersih dan membagi selisihnya dengan modal yang diinvestasikan.

Return on Invested Capital = (Net Income – Dividens) / Invested Capital

Atau dalam bahasa Indonesia dapat kita tuliskan seperti berikut ini :

Pengembalian Modal yang Diinvestasikan = (Laba Bersih – Dividen) / Modal yang diinvestasikan

Investor biasanya menggunakan rumus ini untuk mengukur pengembalian uang yang mereka investasikan ke perusahaan dan dividen yang dikembalikan kepada pemegang saham, dividen harus dihapus dari laba bersih di pembilangnya.

Demikian juga, penyebut tidak mencakup semua jenis modal. Hanya modal yang diinvestasikan saja yang disertakan. Dengan cara ini investor bisa mendapatkan gambaran yang akurat tentang kinerja perusahaan dan mengukur laba atas uang yang mereka investasikan.
Baca juga : Pengertian Dividen dan Jenis-jenis Dividen.

Contoh Kasus Perhitungan ROIC

Toko Pak Adi yang menjual peralatan elektronik ingin menambah modal untuk memperluas bisnisnya. Pak Budi berminat untuk bergabung dengan cara menyertakan modalnya ke toko Pak Adi. Namun sebelum menambahkan modalnya ke Toko Adi ini, Pak Budi meminta beberapa informasi seperti dibawah ini untuk menghitung Return on Invested Capital Toko pak Adi ini .

  • Laba Bersih = Rp. 120 juta
  • Dividen = Rp 20 Juta
  • Total Modal yang diinvestasikan = Rp. 150 juta
  • Berapakah ROIC toko pak Adi  ?

Penyelesaian :

Return on Invested Capital = (Rp. 120 juta – Rp. 20 juta) / Rp. 150 juta
Return on Invested Capital = (Rp. 100 juta) / Rp. 150 juta
Return on Invested Capital = 0,66

Berdasarkan perhitungan ini, terlihat bahwa rasio ROIC toko pak Adi adalah sebesar 0,66. Dengan hasil ini, dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 yang diinvestasikan oleh Pak Adi akan menghasilkan Rp. 0,66. Tingkat pengembalian ini tergolong cukup tinggi bagi sebuah toko, namun tentunya penilaian ini akan berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya.

Namun ada satu hal yang harus selalu diingat adalah rasio ini sebaiknya digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan selama beberapa tahun. Karena akan sangat mudah bagi manajemen untuk mempengaruhi angka ini dengan teknik akuntansinya. Misalnya, mendorong biaya-biaya ke periode lain, mengakuinya lebih awal atau memilih untuk tidak membayar dividen, semuanya memengaruhi seberapa tinggi rasio ROIC.

Jika Pak Budi yang didalam contoh ini menginginkan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa baik Pak Adi mengelola modal yang diinvestasikannya, dia harus membandingkan pengukuran ini selama beberapa tahun untuk melihat apakah tingkat ROIC itu memang terus meningkat atau apakah tahun ini merupakan pencilan (outlier).
Catatan : yang dimaksud dengan data “pencilan” atau “outlier” adalah suatu nilai data yang ekstrim berbeda dengan yang lainnya.

Analisis dan Penilaian Return on Invested Capital (ROIC)

Karena ROIC mengukur pengembalian yang diperoleh perusahaan sebagai persentase dari uang yang diinvestasikan pemegang saham dalam bisnisnya, pengembalian yang lebih tinggi tentunya lebih baik daripada pengembalian yang lebih rendah.

Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa manajemen perusahaan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menjalankan perusahaan dan menginvestasikan uang dari pemegang saham dan pemegang obligasi. Pengembalian ini dapat berasal dari bagian bisnis mana pun.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*