Pengertian Stres dan Reaksi kita terhadap Stres

Pengertian Stres dan Reaksi kita terhadap Stress

Pengertian Stres dan Reaksi kita terhadap Stres – Di dalam lingkungan kerja maupun di kehidupan kita sehari-hari, kita sering dihadapi dengan berbagai macam tekanan sehingga menyebabkan kita mengalami apa yang dinamakan dengan Stres. Perasaan Stres ini muncul karena adanya permasalahan yang timbul namun diluar batas kemampuan kita untuk menghadapinya. Stres ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi tanpa ada solusi, karena stres yang terus menerus akan menyebabkan terganggunya kesehatan kita.

Stres dapat mempengaruhi kita secara fisik, mental dan emosional. Secara fisik, stres dapat merusak kesehatan secara keseluruhan. Secara mental, stres bisa menganggu konsentrasi dan kualitas pengambilan keputusan. Sedangkan secara emosional, stress dapat mempengaruhi cara kita dalam berinteraksi dengan rekan kerja, keluarga kita, teman kita dan orang-orang lain di sekitar kita.
Baca juga : Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making) dan Jenis-jenisnya.

Daripada menjadikan stres sebagai suatu kekuatan negatif, kita bisa menggunakan kesempatan ini  untuk melakukan “pengembangan keterampilan” sehingga dapat menjadikan stres sebagai sebuah dorongan dan kekuatan pribadi untuk membantu kita dalam mendapatkan apa yang kita inginkan. Banyak juga diantara kita yang dapat melakukan pekerjaan dengan baik pada saat dibawah tekanan. Stres bisa menjadi dorongan yang sangat kuat untuk pertumbuhan kita. Kita biasanya dapat belajar lebih banyak dibawah tekanan dan dorongan yang kuat atau dalam kondisi yang membuat kita penuh dengan stres. Dengan demikian, dapat membantu kita untuk berpikir dan berkinerja lebih baik.

Hal ini senada dengan Hans Selye, yaitu salah satu ahli yang melakukan penelitian awal tentang Stres. Pandangan Hans Selye mengenai Stres yang dikemukakan pada tahun 1956 adalah bahwa “Stres tidak selalu merupakan sesuatu yang buruk, semuanya tergantung pada bagaimana anda menanganinya”. Hans Selye juga mengemukakan ide tentang “Stres yang baik (eustress)” dan “Stres yang buruk (distress)”. Hans Selye percaya bahwa tingkat stres yang ringan dapat mendorong manusia untuk berperilaku dengan cara yang lebih aktif, sedangkan tingkat stres yang berlebihan akan menghambat kinerja mereka.

Pengertian Stres menurut para ahli

Untuk lebih jelas mengenai Stres, berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian stress menurut para ahli di bidangnya.

Pengertian Stres menurut  Richard  (2010), Stres  adalah proses yang membuat seseorang menilai peristiwa atau keadaan sebagai  sesuatu yang dapat mengancam dan membahayakan pada dirinya.

Pengertian Stres menurut Robbins (2001), Stres adalah sebuah kondisi yang menekan psikis seseorang dalam mecapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.

Pengertian Stres menurut  Sarafino (1994), Stres adalah suatu kondisi yang muncul ketika individu berhubungan dengan lingkungannya, individu merasakan ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan situasional dengan sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang dimilikinya.

Pengertian Stres menurut Hariandja (2002), Stres adalah situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Dari definisi dan pengertian-pengertian Stres tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kita mengalami stres ketika kita merasa “di luar kendali” atau “Out of control”. Kita merasa bahwa sumber daya kita seperti pengetahuan, waktu, finansial maupun kemampuan kita tidak cukup untuk menangani situasi yang sedang kita hadapi. Contohnya, saat kita dihadapi dengan pekerjaan yang menumpuk yang harus dikerjakan dalam waktu 1 hari, padahal kita menyadari bahwa kita memerlukan 3 hari untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ini berarti sumber daya kita yang berupa waktu ini tidak mencukupi sehingga kita merasa tertekan dan stres.

Reaksi terhadap Stres

Pada umumnya, kita memiliki dua reaksi naluriah yang membentuk respon terhadap Stres. Kedua reaksi tersebut diantaranya adalah respon “Fight or Flight (Melawan atau Lari)” dan “General Adaptation Syndrome (Sindrom Adaptasi Umum). Kedua reaksi tersebut dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan.

1. Fight or Flight Response (Respon Melawan atau Lari)

Walter Cannon mengidentifikasikan respon melawan atau lari (Fight or Flight) pada tahun 1932. Respon ini merupakan respon dasar kelangsungan hidup jangka pendek yang dipicu ketika mengalami syok (shock) atau ketika kita melihat sesuatu yang kita rasakan sebagai ancaman. Otak kita kemudian akan melepaskan hormon stres yang mempersiapkan tubuh untuk “lari” dari ancaman atau “melawan”nya. Ini akan memberikan kita kekuatan namun juga akan mengakibatkan kita menjadi mudah tersinggung dan gelisah. Dalam situasi seperti ini, menjaga diri tetap dalam kondisi tenang, rasional dan terkendali adalah pendekatan yang tepat.

2. General Adaptation Syndrome (GAS) atau Sindrom Adaptasi Umum

General Adaptation Syndrome (GAS) atau Sindrom Adaptasi Umum yang diidentifikasikan oleh Hans Selye pada tahun 1950 ini merupakan respon terhadap paparan jangka panjang stres.

Hans Selye menemukan bahwa terdapat tiga fase yang berbeda dalam mengatasi stres. Ketiga fase tersebut adalah sebagai berikut :

  • Fase Alarm (Alarm Phase), yaitu reaksi kita pada saat menghadapi Stressor. Stressor adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak mengenakkan bagi seseorang.
  • Fase Resistansi (Resistance Phase), yaitu fase dimana kita berusaha untuk beradaptasi dan mengatasi stressor. Tubuh kita tidak dapat mempertahankan resistansi tanpa batas sehingga sumber daya fisik dan emosional kita secara bertahap akan habis.
  • Fase Kelelahan (Exhaustion Phase), yaitu fase dimana kita merasa lelah sehingga tubuh dan pikiran kita tidak dapat berfungsi secara normal.

Stres dan Cara Pikir kita

Ketika kita menghadapi suatu situasi, sadar atau tidak disadari, kita akan membuat dua penilaian. Pertama, kita akan mengambil keputusan apakah situasi tersebut mengancam atau tidak. Keputusan tersebut akan memicu respon apakah “Fight” atau “Flight” serta fase alarm pada General Adaptation Syndrome (GAS). Ancaman tersebut dapat berupa ancaman terhadap status sosial kita, ancaman waktu, ancaman reputasi, ancaman financial serta ancaman terhadap kelangsungan hidup kita.

Selanjutnya kita akan menilai apakah ada sumber daya untuk memenuhi ancaman yang dirasakan. Sumber daya ini dapat mencakup waktu, pengetahuan, kemampuan emosional, energi, finansial dan sumber-sumber daya lainnya.

Tingkatan Stres yang kita rasakan tergantung pada seberapa jauh “ketidakdayaan” kita terhadap situasi yang kita hadapi dan seberapa baik kita dapat memenuhi ancaman tersebut dengan sumber daya yang kita miliki.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*