Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Model Ekuitas Merek Keller

Pengertian Ekuitas Merek dan Model Brand Equity Keller

Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Model Ekuitas Merek Keller – Ekuitas Merek atau Brand Equity adalah nilai tambahan yang melekat pada suatu merek, nilai tambahan ini pada dasarnya ditentukan oleh persepsi konsumen pada merek tersebut. Dengan kata lain, Brand Equity atau Ekuitas Merek adalah Kesadaran, Persepsi dan loyalitas pelanggan terhadap suatu Merek.

Ekuitas Merek atau Brand Equity ini bisa Positif ataupun Negatif. Jika pelanggan atau konsumen menganggap tinggi suatu merek, maka merek tersebut memiliki Ekuitas Merek yang positif. Namun apabila merek yang gagal memenuhi harapan/ekspektasi konsumen dan mengakibatkan kesan negatif dari konsumennya maka Ekuitas Mereknya adalah Negatif.

Ekuitas Merek Ekuitas Merek dapat dilihat dari cara pelanggan berpikir, merasakan, memandang produk beserta harga dan posisi pasarnya serta cara merek mendapatkan keuntungan dan pangsa pasar bagi organisasinya secara keseluruhan.
Baca juga : Pengertian Manajemen Pemasaran dan Ruang Lingkupnya.

Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) Menurut Para Ahli

Untuk lebih jelas mengenai Ekuitas Merek ini, berikut ini adalah definis atau Pengertian Ekuitas Merek menurut pada ahli.

  • Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) menurut Tjiptono (2004:36), Ekuitas Merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama , dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.
  • Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) menurut Susanto dan Wijarnako (2004:127), Ekuitas Merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berhubungan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan.
  • Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) menurut Kotler dan Keller (2009:263), Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan merek untuk perusahaan.
  • Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity) menurut Supranto dan Limakrisna (2011:132), Ekuitas Merek adalah nilai yang ditentukan oleh konsumen pada suatu merek di atas dan diluar karakteristik/atribut fungsional dari produk.

Contoh Ekuitas Merek

Contoh merek dengan ekuitas merek tinggi adalah Apple. Meskipun produk Apple memiliki berbagai kemiripan dalam hal fitur dengan merek lain, namun permintaan, loyalitas pelanggan dan harga premium perusahaan termasuk yang tertinggi dalam industri teknologi konsumen. Apple secara konsisten menempati peringkat sebagai salah satu merek paling berharga di dunia. Ekuitas merek Apple bernilai lebih dari USD$250 miliar.

Model Ekuitas Merek Keller

Seorang Profesor Pemasaran di Tuck School of Business di Dartmouth College yang bernama Kevin Lane Keller mengembangkan Model Ekuitas Merek Keller dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Merek Strategis”.

Konsep di balik Model Ekuitas Merek Keller ini cukup sederhana, yaitu untuk membangun ekuitas merek yang kuat, kita harus membentuk persepsi konsumen terhadap merek tersebut. Jenis pengalaman yang tepat harus dibangun di sekitar merek untuk menghasilkan perasaan, keyakinan, opini dan persepsi positif tentangnya.

Terdapat empat langkah dalam Model Ekuitas Merek Keller untuk membuat sebuah merek menjadi sukses. Keempat langkah tersebut adalah :

1. Identitas Merek (Brand Identity)

Langkah yang paling pertama adalah menciptakan merek yang menonjol, merek yang dikenali dan disadari pelanggan. Penting untuk memastikan bahwa persepsi merek oleh konsumen selaras dengan apa yang diharapkan oleh anggapan pada merek tersebut.

2. Arti Merek (Brand Meaning)

Langkah kedua melibatkan penciptaan makna merek. Dua elemen utama dalam langkah ini untuk menciptakan makna merek adalah “kinerja” (Performance) dan “citra” (Imagery).

Kinerja mengacu pada seberapa baik produk atau layanan memenuhi kebutuhan pelanggan. Terdapat 5 kategori untuk Kinerja ini yaitu

  • ciri dan ciri utama
  • keandalan produk, daya tahan dan kemudahan servis
  • efektivitas, efisiensi, dan empati pelayanan
  • gaya dan desain
  • dan harga.

Sedangkan Citra mengacu pada kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada tingkat psikologis dan sosial.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang berkomitmen untuk “bertindak ramah lingkungan” membangun loyalitas dari pelanggan yang mengidentifikasi dan mendukung nilai-nilai perusahaan. Kinerja merek pengecer pakaian A yang melibatkan keandalan, bergaya dan daya tahan telah diakui oleh pelanggan. Citra merek perusahaan adalah komitmennya terhadap program lingkungan dan tujuan sosial. Pelanggan merek pakaian A merasa senang mengetahui bahwa mereka membeli produk dari perusahaan yang mempertimbangkan lingkungannya.

3. Respon Merek (Brand Response)

Langkah ketiga melibatkan tanggapan pelanggan terhadap suatu merek yaitu “penilaian” dan “perasaan”. Pelanggan membuat penilaian tentang suatu merek ini dapat dibagi menjadi empat kategori utama yaitu :

  • Kualitas: Kualitas produk / layanan yang dirasakan dan aktual.
  • Kredibilitas: Kepercayaan, disukai, dan keahlian (inovasi) merek.
  • Pertimbangan: Relevansi produk / layanan dengan kebutuhan pelanggan.
  • Keunggulan: Keunggulan suatu merek dibandingkan merek lain.

Pelanggan juga menanggapi suatu merek sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Merek dapat membangkitkan perasaan seperti kehangatan, kesenangan, kegembiraan, keamanan, harga diri dan lain sebagainya.

4. Resonansi Merek (Brand Resonance)

Langkah keempat melibatkan membangun hubungan pelanggan yang mendalam. Langkah ini adalah langkah yang paling sulit dicapai dan itu berarti pelanggan telah menjalin hubungan yang mendalam dengan suatu merek. Ini bisa melalui pembelian berulang, keterikatan pada merek atau produk, secara aktif terlibat sebagai duta merek, menghadiri acara, atau mengikuti merek tersebut di media sosial. Pada intinya, yang dimaksud dengan resonansi merek adalah hubungan yang dimiliki pelanggan dengan merek.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*