Pengertian Price to Sales Ratio (PSR) atau Rasio Harga Terhadap Penjualan dan Rumusnya

Pengertian Price to Sales Ratio (PSR) atau Rasio Harga Terhadap Penjualan dan RumusnyaPrice to Sales Ratio (PSR atau P/S Ratio) yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Penjualan ini adalah rasio keuangan yang membandingkan harga saham perusahaan dengan penjualan tahunannya. Sama dengan Price to Earning Ratio (PER) dan Price/Earning to Growth Ratio (PEG), Price to Sales Ratio ini biasanya juga digunakan untuk penilaian saham atau umumnya disebut dengan istilah Rasio Valuasi Investasi atau Rasio Valuasi Saham.
Baca juga : Pengertian Price to Earning Ratio (PER) dan Rumusnya.

Price to Sales Rasio atau Rasio Harga Terhadap Penjualan adalah salah satu rasio valuasi yang paling dasar dan mudah dipahami sehingga banyak digunakan oleh para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Investor tentunya ingin mengetahui berapa banyak penjualan yang dapat dihasilkan dari modal yang mereka investasikan. Jadi Price to Sales Ratio ini menilai sebuah perusahaan berdasarkan pada operasi sebenarnya tanpa berdampak pada penyesuaian akuntansi.

Cara Menghitung Price to Sales Ratio (Rasio Harga Terhadap Penjualan)

Berikut ini adalah cara untuk menghitung Price to Sales Ratio (P/S Ratio) beserta rumus dan contoh kasusnya.

Rumus Price to Sales Ratio

Rasio Harga Terhadap Penjualan atau Price to Sales Ratio ini dihitung dengan membagikan Harga per Saham dengan Pendapatan per Saham.

Price to Sales Ratio = Harga per Saham / Pendapatan per Saham

Atau

Price to Sales Ratio = Kapitalisasi Pasar / Penjualan

Catatan :

  • Harga per Saham dapat dilihat dari sumber-sumber yang memuat data pasar saham sedangkan Pendapatan per Saham dapat dihitung dengan membagikan Pendapatan Perusahaan yang terdapat dalam Laporan Keuangan dengan Jumlah keseluruhan saham yang beredar.
  • Kapitalisasi Pasar dapat dihitung dengan mengalikan Harga per Saham dengan jumlah saham yang beredar. Sedangkan Pendapatan Perusahaan dapat dilihat dari Laporan Keuangan Perusahaan yang bersangkutan.

Contoh Kasus Perhitungan Price to Sales Ratio

Per tanggal 28 Maret 2018, Harga per lembar saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dengan kode emiten WSKT adalah sebesar Rp. 2.530,- sedangkan Pendapatan per lembar saham (Revenue per Share) adalah sebesar Rp. 3.331,-.  Berapakah Price to Sales Ratio (Rasio Harga Terhadap Penjualan) PT. Waskita Karya (Persero) Tbk ini?

Diketahui :

Harga per Saham = Rp. 2.530,-
Pendapatan per Saham = RP. 3.331,-
Price to Sales Ratio = ?

Penyelesaiannya :

Price to Sales Ratio = 2.530 / 3.331
Price to Sales Ratio = 0,76 kali

Jadi Rasio Harga Terhadap Penjualan atau Price to Sales Ratio untuk WSKT per tanggal 28 Maret 2018 adalah sebesar 0,76 kali.

Pada tanggal dan perusahaan yang sama yaitu PT. Waskita Karya (Persero) Tbk per tanggal 28 Maret 2018, kita coba menggunakan rumus kedua yaitu membagikan Kapitalisasi Pasar dengan Penjualan. Data yang didapat adalah sebagai berikut :

Kapitalisasi Pasar = 34,34 triliun
Penjualan = 45,21 triliun
Price to Sales Ratio = ?

Penyelesaiannya :

Price to Sales Ratio = Kapitalisasi Pasar / Penjualan
Price to Sales Ratio = 34,34 triliun / 45,21 triliun
Price to Sales Ratio = 0,76 kali

Jadi hasil perhitungan dari kedua persamaan atau rumus tersebut adalah sama.

 

Analisis dan Penilaian Price to Sales Ratio (Rasio Harga terhadap Penjualan)

Rasio Harga terhadap Penjualan atau Price to Sales Ratio pada umumnya akan berbeda dari satu jenis industri dengan jenis industri lainnya. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan Rasio P/S ini pada perusahaan yang beroperasi pada jenis industri atau sektor yang sama. Nilai Rasio yang rendah menunjukan bahwa saham perusahaan tersebut “lebih murah” dari perusahaan yang memiliki rasio yang tinggi.

Jika Rasio Harga terhadap Penjualannya tinggi, ini mungkin menandakan perusahaan yang bersangkutan dinilai terlalu tinggi dan investor mungkin diperingatkan untuk menjauhi saham tersebut. Di sisi lain, Rasio yang rendah mungkin menandakan perusahaan tersebut sedang diremehkan oleh Investor lainnya dan mungkin merupakan peluang yang baik untuk membeli sahamnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*