Pengertian Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio) dan Cara Menghitung Rasio Perputaran Piutang – Rasio Perputaran Piutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Receivable Turnover Ratio adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan seberapa cepat penjualan kredit dapat dikonversikan menjadi uang tunai. Rasio ini pada dasarnya adalah untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan mengumpulkan kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Oleh karena itu, Rasio Perputaran Piutang ini juga dapat dikatakan sebagai rasio efisiensi atau rasio aktivitas yang mengukur berapa kali perusahaan dapat mengubah piutang dagangnya menjadi uang tunai selama suatu periode. Rasio Perputaran Piutang ini juga sering disebut dengan Rasio Perputaran Debitur atau Debtors Turnover Ratio.
Baca juga : Pengertian Rasio Efisiensi (Rasio Aktifitas) dan Jenis-jenisnya.
Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Para Ahli
Untuk lebih jelas mengenai Perputaran Piutang ini, berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian mengenai Perputaran Piutang atau Receivable Turnover.
- Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Kasmir (2012:176), Perputaran Piutang adalah rasio yang dipakai untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang ini berputar dalam satu
- Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Soemarso S.R (2010 : 393), Perputaran Piutang (receivable turnover) menunjukkan berapa kali suatu perusahaan managih piutangnya dalam suatu periode.
- Pengertian Rasio Perputaran Piutang menurut Sutrisno (2009:220), Perputaran Piutang (receivable turnover) merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran piutang atau receivable turnover dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.
Cara Menghitung Receivable Turnover Ratio (Rasio Perputaran Piutang)
Dalam menghitung Receivable Turnover Ratio ini, sebaiknya sebuah perusahaan membandingkan rasio perputaran debiturnya dengan perusahaan yang memiliki operasi bisnis dan pendapatan yang sama dan berada dalam industri yang sama. Rumus untuk menghitung Rasio Perputaran Piutangan atau Perputaran Debitur adalah dengan membagi penjualan kredit bersih dengan rata-rata piutang untuk periode tersebut.
Rumus Receivable Turnover Ratio (Rasio Perputaran Piutang)
Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Piutang :
Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih / Piutang Rata-Rata
atau rumus dalam bahasa Inggris
Receivable Turnover Ratio = Net Credit Sales / Average Account Receivable
Sementara untuk mendapatkan Piutang Rata-rata, kita harus menggunakan rumus dibawah ini :
Piutang Rata-rata = (Piutang Awal + Piutang Akhir) / 2
Contoh Kasus Perhitungan Receivable Turnover Ratio (Rasio Perputaran Piutang)
Sebuah perusahaan memiliki penjualan kredit bersih sebesar Rp. 100 juta dengan saldo piutang awal tahun adalah sebesar Rp. 20 juta, sedangkan saldo piutang akhir tahun keuangan adalah sebesar Rp. 10 juta. Berapakah Rasio Perputaran Piutang Perusahaan tersebut ?
Diketahui :
Penjualan Kredit Bersih = Rp. 100.000.000,-
Saldo Piutang Awal Tahun = Rp. 20.000.000,-
Saldo Piutang Akhir Tahun = Rp. 10.000.000,-
Rasio Perputaran Piutang = ?
Jawaban :
1. Cari dulu Piutang Rata-rata :
Piutang Rata-rata = (Piutang Awal + Piutang Akhir) / 2
Piutang Rata-rata = (Rp. 20.000.000 + Rp. 10.000.000) / 2
Piutang Rata-rata = Rp. 30.000.000 / 2
Piutang Rata-rata = Rp. 15.000.000,-
2. Hitung Rasio Perputaran Piutang atau Receivable Turnover
Rasio Perputaran Piutang = Rp. 20.000.000 / Rp. 15.000.000
Rasio Perputaran Piutang = 1.33 kali
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai Rasio Perputaran Piutang atau Receivable Turnover Ratio sebesar 1,33 kali.
Penilaian Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio)
Karena Rasio Perputaran Piutang adalah rasio yang mengukur kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menagih piutangnya, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menguntungkan. Rasio yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan berhasil menagih piutang di sepanjang tahun yang bersangkutan. Misalnya, Rasio dengan nilai 2 (dua) berarti bahwa perusahaan berhasil mengumpulkan piutang rata-rata dua kali selama tahun tersebut. Dengan kata lain, perusahaan ini mengumpulkan uang dari pelanggannya setiap enam bulan.
Efisiensi yang lebih tinggi juga menguntungkan dari sudut pandang arus kas. Jika sebuah perusahaan dapat mengumpulkan uang tunai dari pelanggan lebih cepat, itu akan dapat menggunakan uang tunai itu untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya lebih cepat.
Be the first to comment