Pengertian Kekuasaan (Power) dan 5 Jenis Kekuasaan dalam Organisasi

Pengertian kekuasaan dan 5 jenis kekuasaan dalam organisasi

Pengertian Kekuasaan (Power) dan 5 Jenis Kekuasaan dalam Organisasi – Seorang Pemimpin ataupun Manajer sering memerintahkan anggota tim atau bawahannya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan pemberian perintah dan dituruti oleh bawahannya, berarti Pemimpin ataupun Manajer tersebut telah menggunakan kekuasaannya dalam organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Kekuasaan (Power) adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Kemampuan untuk memengaruhi orang lain merupakan inti penting dari Kepemimpinan. Pada dasarnya, Kekuasaan seseorang dalam suatu perusahaan berasal dari posisi yang ditempatinya atau otoritas yang dimilikinya dalam organisasi.

Penggunaan Kekuasaan oleh seorang pemimpin dalam menimbulkan dua dampak yaitu dampak Positif dan dampak Negatif. Penggunaan Kekuasaan yang efektif akan meningkatkan motivasi bawahannya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, penggunaan kekuasaan yang tidak efektif oleh seorang pemimpin akan mengakibatkan dampak negatif sehingga pekerjaan ataupun tugas yang diberikan kepada bawahannya tidak dalam dilaksanakan dengan baik.
Baca juga : Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen.

Jenis-jenis Kekuasaan (Power) dalam Organisasi

Untuk lebih memahami Kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin ataupun manajer, sebaiknya kita mengetahui jenis-jenis Kekuasaan tersebut. Berikut ini adalah 5 Jenis Kekuasaan dalam suatu Organisasi.

1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)

Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang menggunakan Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Balas jasa atau Reward dapat berupa Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian, Pengakuan ataupun penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui Kekuasaan Balas jasa ini, seorang pemimpin/manajer juga dapat menunda pemberian Reward (balas jasa) tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya tidak melakukan apa yang telah diperintahkan. Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul karena Posisi atau Jabatan seseorang yang memungkinkan dirinya memberikan penghargaan atau imbalan terhadap pekerjaan ataupun tugas yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya seorang Manajer yang memiliki kekuasaan untuk melakukan penilaian kinerja sehingga dapat menentukan besaran kenaikan gaji terhadap bawahannya.

2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK.

3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini merupakan kekuasaan yang diperoleh atas dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian dari seorang pemimpin. Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan orang karena kepribadian dan Karismatiknya.

4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi resmi yang dijabat oleh seseorang, baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan. Kekuasaan Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam organisasi memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan instruksi dan mereka sebagai bawahan ataupun anggota tim berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut.

5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)

Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun Pemimpin. Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk membimbing karyawan lainnya dengan benar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*